Selasa, 09 Agustus 2011

Menjelang 24 tahun AREMA part 1

11 Agustus 2011 mendatang, Arema akan memasuki usia 24 tahun. Menjelang umur ke 24 ini, kami juga mempersembahkan tulisan singkat tentang klub kebanggaan warga Malang Raya ini.
24 Tahun Sudah Aremania Tidak Lelah Memberikan Dukungan Untuk Arema. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
24 Tahun Sudah Aremania Tidak Lelah Memberikan Dukungan Untuk Arema. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Bung Karno dulu pernah bilang, Jas Merah atau jangan sekali-kali melupakan sejarah. Itulah kata yang tepat untuk melihat perjalanan Arema sejauh ini agar baik pengurus, pemain, official maupun Aremania memaknai sebenarnya kenapa kemudian tim ini terbentuk.
Arema lahir bukan semata-mata untuk memuaskan warga Malang akan tontonan sepak bola berkualitas, namun Arema didirikan juga bertujuan untuk membawa harum nama Arema di kancah nasional bahkan internasional. Kalau diingat, Arema didirikan karena selama ini Malang dikenal sebagai bayang-bayang dari Surabaya, dan dianggap kota nomor 2 di provinsi Jatim dibawah Kota Pahlawan.
Namun, hal ini pelan-pelan ingin diubah oleh salah satu pemuda Malang waktu itu yang tentu saja sudah sangat dikenal di kalangan Aremania yaitu Lucky Adrianda Zainal atau saat ini akrab disapa Sam Ikul. Awalnya sosok panutan Aremania ini hobi di arena balap, namun karena ingin melihat belum adanya klub Malang yang berlaga di Galatama, maka keinginan mendirikan klub sepakbola muncul.
Keinginan itu terealisasi setelah di bulan April 1987, Sam Ikul ditelepon oleh ayahnya, Acub Zainal untuk ke Jakarta dan ditawari mendirikan klub Galatama di Malang. Seperti dikutip dari buku Arema Never Die Karangan Abdul Muntholib, tawaran itu memang langsung diiyakan oleh Sam Ikul. Persiapan pun mulai dijalankan, dan akhirnya bersama Ovan Tobing, Sam Ikul menemui Dirk Sutrisno, pemilik klub Armada 86, yang kemudian didaftarkan ke PSSI dan berganti nama menjadi Arema 86.
Setelah persiapan tim seperti perekrutan pemain dan promosi beres, satu masalah besar hadir yaitu pendanaan selama satu musim kompetisi. Masalah ini sangat pelik bahkan membuat Arema 86 bubar di pertengah Juni 1987. Namun berkat dukungan dan usaha dari berbagai pihak, akhirnya Arema berhasil mendapatkan modal sebesar 61 juta dari Nirwan Bakrie. Untuk mendapatkan modal itu, syaratnya juga tidak mudah karena Nirwan meminta agar jumlah penonton lebih banyak dari penonton yang melihat Persema.
Masalah yang terus terjadi tidak membuat semangat untuk mendirikan Arema surut, karena di tahun 1987 klub berjuluk Singo Edan ini resmi didaftarkan sebagai salah satu peserta kompetisi Galatama. Untuk memperkuat status PS Arema di kompetisi, dibentuklah Yayasan Arema dengan Akta Notaris Pramu SH nomor 58 tertanggal 11 Agustus 1987. Tanggal itulah yang kemudian dijadikan hari lahir Arema dengan Acub Zainal dan Lucky Adrianda sebagai pendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar